Mooryati Soedibyo, Wanita kelahiran Surakarta 5 Januari 1928, sebagai penggali, pejuang, pemrakarsa, sekaligus pelaku industri jamu di Indonesia. Ia ibu lima orang anak, menikah tahun 1956 dengan Ir Soedibyo Purbo Hadiningrat, M.Sc. Pernikahan menandai perubahan hidup putri keraton cantik jelita dari yang serba dilayani menjadi melayani. Ia harus ikut suami bertugas ke Sumatera Utara sebagai Kepala Kantor Wilayah Perindustrian.
Anak ketiga dari lima bersaudara ini menyandang nama lengkap BRA Mooryati Soedibyo, S.S., M.Hum. Ayahnya bernama KRMTA Poornomo Hadiningrat (alm), mantan Bupati Brebes yang Putra KPH Hadiningrat Bupati di Demak. Sedangkan ibunya, GRA. Kussaibiyah adalah Putri Sri Susuhunan Pakoe Boewono X dari Keraton Surakarta Hadiningrat. Mooryati Soedibyo yang kecantikannya masih tetap terpancar kendati usianya sudah lebih tua dari Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, semenjak kecil hidup bersama dan dibesarkan oleh kakek dan neneknya Sri Susuhunan Paku Buwono X di lingkungan Keraton Surakarta.
Mooryati Soedibyo terus melegenda sebagai pakar dan pelaku industri jamu terkemuka yang diakui dunia internasional. Warisan tradisional nenek moyang dari lingkungan keraton kerajaan Jawa, yang hampir terpendam bahkan dilupakan masyarakat sebagai bagian utuh tak terpisahkan dari perawatan kesehatan dan kecantikan tubuh, olehnya diangkat kembali ke permukaan. Dalam sentuhan tangan dinginnya jamu merek Mustika Ratu mampu dipersandingkan bersaing sejajar bahkan mengunguli obat-obatan klinis (kimiawi) keluaran industri farmasi. Mooryati Soedibyo terus melegenda sebagai pakar dan pelaku industri jamu terkemuka yang diakui dunia internasional.
Lulusan Sarjana Sastra Inggris Universitas Terbuka, dan penyandang gelar S-2 Linguistik dari Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Solo. Ia juga penerima anugerah “Best of the Best Entrepreneur of the Year dari Ernst & Young”, wanita satu-satunya eksekutif puncak perusahaan yang hadir di Monte Carlo, Monaco 4-8 Juni 2003 saat penganugerahan dan pertemuan tahunan Ernst & Young. Di usia senja ia tetap berbakti kepada bangsa sebagai senator (Dewan Perwakilan Daerah), mewakili DKI Jakarta sambil bergiat menyelesaikan studi doktoralnya di Universitas Indonesia. Sang Lengendaris Industri Jamu ini masih ingin lebih banyak mengukir prestasi dan catatan emas keberhasilan.
Kegiatan selama ini banyak disi dengan rapat dan sosialiasasi undang-undang kepada masyarakat sebagai Anggota DPD /Senator yang mewakili DKI Jakarta, beliau banyak menangani masalah-masalah kesehatan, pendidikan perempuan, kesejahteraan dan Agama. Untuk kedepannya beliau tidak mencalonkan lagi menjadi Anggota DPD karena ingin melihat dan memberi kesempatan yang muda-muda untuk maju, bukannya takut untuk mendaftar lagi tapi biar yang muda saja “papar beliau”. Dengan kegiatan yang begitu padat Mooryati Soedibyo bisa mengatur waktu seefektif mungkin karena menurut beliau kalau sudah jatuh sakit akan sulit untuk mendapatkan waktu, untuk itu harus bisa mengatur waktu mana yang penting dan mana yang kurang penting, karena selain kesehatan energi untuk beraktivitas juga harus dijaga, salah satunya dengan berolah raga atau rekreasi.
Mengenai olahraga dulu masih sering berenang dan tenis, bahkan pernah juara ganda campuran dalam bidang tenis. Kalau sekarang sekali-kali golf, dimana bagus sekali untuk networking tapi waktunya yang kurang.
Awalnya mustika ratu sebenarnya tidak direncanakan seperti ini, pada waktu itu setelah tahun 1956 menikah dan mengikuti suami bertugas ke Sumatera Utara, terbukalah kesempatan bagi ibu muda Mooryati Soedibyo mengembangkan keterampilan mengolah jamu sebagai pengisi waktu luang, penyalur hobi dan obat rindu akan leluhur keraton. Antara lain membuat lulur dan jamu yang dibagikan secara gratis kepada para istri sejawat suaminya. Hal ini dilakukan demi hobi saja, ia dengan senang hati mau membuatkan jamu Komajaya, Komaratih, Lulur, Mangir, Parem Lengkap, dan sebagainya pesanan ibu-ibu yang berniat menikahkan anaknya. Sebagai istri seorang Kakanwil, merangkap Ketua Umum Rukun Istri Departemen Perindustrian (RIAN), ia berhasil membangun networking secara luas dengan siapa saja tanpa batas.
Ia akhirnya merasa kewalahan, pesanan yang begitu banyak tak lagi bisa dilayani dengan cuma-cuma. Ramuan beras kencur ramuannya berhasil menarik minat pelanggan, sehingga semua pelanggan mau mengambil sendiri secara teratur ke rumah. Tahun 1973 ia konsentrasi penuh membuat jamu dibantu dua orang teman, dengan modal usaha awal Rp 25.000. Ia memulainya dari industri rumahan. Dua tahun kemudian tahun 1975 Mooryati Soedibyo resmi mendirikan PT Mustika Ratu untuk memayungi usaha pembuatan jamunya.
Mustika Ratu awalnya memproduksi lima macam jamu saja. yaitu Perawatan Wanita, Perawatan Remaja Puteri, Sedet Saliro (pelangsing tubuh), Sepetan Sari (keputihan), Kesepuhan (Menopause), ditambah beberapa macam kosmetik tradisional leluhur, seperti Mangir, Bedak Dingin, dan Air Mawar. Pada tahun yang sama, 1975, Mooryati Soedibyo menggagas sekaligus melaksanakan mengajarkan ilmu kecantikan secara tradisional kepada para ahli kecantikan, pemilik salon, dan sanggar-sanggar. Usahanya semakin berkembang jumlah karyawan pun bertambah.
Pada tahun 1978 produk-produk Mustika Ratu mulai didistribusikan ke toko-toko, melalui salon-salon kecantikan yang meminta menjadi agen. Dan, memasuki awal tahun 1980-an Mustika Ratu mulai mengembangkan jenis-jenis kosmetik tradisional. Masyarakat mulai mengenal dan menggunakan produk-produk kecantikan tradisional keluaran Mustika Ratu, yang gencar dipopulerkan melalui artikel dan konsultasi kecantikan di majalah, serta melalui kegiatan periklanan di media cetak dan elektronik.
Baginya keluarga adalah segalanya, waktunya senggangnya beliau isi bersama anak dan cucunya. Makan bersama dan rekreasi dengan keluarga adalah menjadi bagian rutin dari wanita yang masih erlihat cantik diusianya yang ke 80 tahun. Selain masih aktif dalam berbagai organisasi seperti GP jamu, Perkosmi, asosiasi sps dan juga masih aktif sebagai dosen tamu Universitas di Amerika Serikat.
Dalam menjalani hidup dan pekerjaan beliau mempunyai tekad yang kuat dan semua pekerjaan harus dilakukan sebaik-baiknya ditambah dengan konsistensi, komitmen dan networking yang bagus, tanpa itu semua akan sulit tercapai apa yang kita inginkan dalam berbisnis juga harus di perhatikan hal hal yang bisa bermakna dan bermanfaat untuk orang banyak, salah satunya masalah lingkungan, contohnya jika kita mengambil kencur 100 kg, maka kita harus sudah mempersiapkan untuk menanam kembali 100 kg. Jangan sampai kita hanya bisa mengambil saja, lingkungan juga harus tetap dijaga.
Ternyata baginya ibu merupakan orang yang paling banyak berjasa dalam membuatnya seperti sekarang, dan suami (alm) yang banyak mendukungnya hingga bisa mencapai prestasi yang luar biasa
Dalam waktu dekat Mooryati Soedibyo, ingin menerbitkan kembali buku-buku yang telah dipersiapkan sejak lama, seperti ” dari jamu tradisional ke jamu modern” dalam bidang kepemimpinan beliau juga sudah menyelesaikan desertasinya yang akan di buat menjadi sebuah buku yang bertema ” mempersiapkan kepemimpinan di perusahaan keluarga” tidak sampai di sini saja, pemikiran-pemikiran mengenai budaya-budaya tradisional Indonesia pun akan di buat menjadi buku misalnya dalam hal upacara adat, penganten, anak lahi, sunatan,dll, hal ini perlu dan harus di lestarikan agar orang Indonesia dan orang luar pun mengetahuinya.
Semoga semangat dan keuletan serta kemauan untuk terus belajar bisa menular pada generasi-generasi muda Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar