Spiga

Jakarta, Semua Ada Semua Bisa


Text : Windha Fuji Ayu

IBUKOTA Jakarta memiliki karakteristik tersendiri. Sebagai pusat pemerintahan, masalah yang muncul begitu kompleks. Pertumbuhan jumlah penduduk, keamanan, pengangguran serta kenyamanan menjadi masalah yang tak habis-habisnya untuk ditangani. Beragam persoalan itu muncul silih berganti sepanjang tahun, melelahkan memang. Tapi perbaikan kearah yang lebih baik harus selalu diupayakan.

Sebagai destinasi wisata perkotaan ( urban tourism ), mau-tidak-mau kondisi seperti itu membuat Jakarta sangat berbeda dengan daerah kunjungan wisata nusantara lainnya. Apalagi dibandingkan dengan Bali yang begitu melegenda ke seantero dunia. Untuk menanganinya dibutuhkan seni dan cara tersendiri agar Jakarta dapat dijadikan ”Surga Pariwisata” bagi para pelancong domestik maupun mancanegara.

Jika ditelaah mendalam, obyek wisata di Ibukota sebenarnya cukup banyak, menarik dan beragam. Menjamurnya mall, dan pusat perbelanjaan disetiap sudut ibukota, nyaris membuat kota dengan jumlah penduduk di atas 10 juta orang nyaris ’tak pernah tidur ’. Sebagai city life style, yang boleh dibilang sepadan bila dibandingkan kota-kota besar lain di negara tetangga, sektor Pariwisata merupakan andalan yang tak akan habis dieksplorasi sepanjang peradaban manusia.

Oleh karenanya, tidaklah mengherankan iklim pariwisata Jakarta pada tahun 2008 sangat bergairah. Target kedatangan wisatawan mancanegara 1,2 juta terlampaui. Hingga November 2008, turis asing yang datang mencapai lebih dari 1,3 juta orang. Naik 24,77 persen dibanding periode Januari hingga November 2007’’. Banyaknya event bertaraf internasional, seperti, golf, fashion, pameran serta pertunjukan kelas dunia membuat daya tarik tersendiri bagi Ibukota,’’ papar Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta, Arie Budhiman beberapa waktu lalu di ruang kerjanya kepada wartawan 69++ .

Menurutnya, konsep mengembangkan pariwisata Jakarta sangat sederhana. Optimalisasi setiap potensi yang ada. Garap dan pasarkan sesuai budget anggaran yang ada. Evaluasi setiap tahun, dan pelajari kekurangannya untuk lebih ditingkatkan dikemudian hari. Mudah memang tapi butuh keuletan dan seni tersendiri untuk mewujudkannya. Sesuai tata ruang, Jakarta dibagi menjadi 19 kawasan destinasi. Masing – masing kawasan terdapat cluster – cluster yang di dalamnya terdapat point of interest-nya.’’ Produk wisata yang menarik dan unik kita garap maksimal.’’

Dari sekian banyak produk yang ada, satu yang unik diantaranya potensi kawasan kota tua ( old batavia ) lengkap dengan pelabuhan Sunda Kelapanya. Kawasan ini bercerita banyak tentang keberadaan Kolonial Belanda pada saat menjajah Jakarta ( Batavia ). Bangunan-bangunan kuno dibiarkan, dijaga dan dipelihara sesuai aslinya, sehingga bagi siapa saja yang datang seakan larut dalam suasana Batavia tempo dulu.

Dengan branding Enjoy Jakarta, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jakarta kini memfokuskan pada produk wisata siap jual. Wisata golf, marine tourism, kuliner, belanja dan hiburan menjadi andalan yang siap di pasarkan. Beragam program untuk menggaet wisatawan juga rutin dilaksanakan. Diantaranya: Enjoy Jakarta Golf, International Java Jazz Festival, dan Jak Jazz. Tak lupa yang paling monumental Jakarta Fair yang bertepatan dengan pelaksanaan peringatan ulang tahun kota Jakarta ( Juni-Juli ).

” Dalam waktu dekat, kami juga akan mengintensifkan promosi ke luar negeri. Sasaran kami selain negara tetangga di kawasan ASEAN, juga kawasan Asia Timur dan Timur Tengah,’’ ungkap Arie Budhiman, seraya menambahkan, minimal satu kali dalam sebulan Jakarta akan diadakan event skala Nasional dan Internasional.

Arie Budhiman yang menjabat sebagai Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jakarta belum genap setahun berharap, ke depannya Jakarta menjadi begitu popular di dalam dan luar negeri. Banyaknya kegiatan berskala dunia diyakini mampu menjadi daya tarik yang begitu kuat untuk mengajak wisatawan datang ke Jakarta. Sejauh ini hasil yang dicapai memang menggembirakan, tapi tidak lantas berpuas diri, melainkan tetap terus berupaya agar tingkat kedatangan wisatawan begitu tinggi.

Secara jujur diakuinya, untuk mewujudkan obsesinya itu pihaknya memiliki beberapa keterbatasan. Utamanya dalam hal pendanaan, karenanya untuk mensiasatinya mendatang peran serta masyarakat, seniman, budayawan, para pemerhati pariwisata, serta pelaku industri pariwisata itu sendiri akan lebih dioptimalkan. Khususnya dalam menciptakan event-event menarik, minimal di kawasan regional ASEAN.

Khusus untuk heritage, karena pasarnya masih terbatas pada kawasan Eropa, maka program wisata sejarah budaya ini mendatang akan lebih diberdayakan. Salah satunya menghidupkan kembali ” Jakarta Tempo Doeloe’. Utamanya untuk kawasan kota tua, dan kawasan Menteng agar keunikan Jakarta dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi pelancong yang datang.’’ Kawasan pulau seribu juga akan kami garap secara serius. Fasilitas Resort yang ada cukup memadai, tinggal meningkatkan nilai jual situs-situs bersejarah yang dimilikinya,’’

Kawasan pulau seribu memang memiliki nilai tersendiri. Situs-situs bersejarah begitu banyak. Jakarta – dulunya Batavia – dikenal sebagai Queen of the East bagi pelaut seluruh dunia. Kapal-kapal yang belayar dari Asia ke Eropa, Jepang ke Eropa harus melewati Batavia. Maka tidak mengherankan, di kawasan kepulauan seribu banyak ditemui bangunan tua yang mempunyai nilai tinggi. Sayangnya karena aksesibilitas begitu terbatas, menjadikan kawasan ini sangat begitu kurang diminati.’’ Kita sedang upayakan untuk terus mencari terobosan-terobosan agar akses ke kawasan itu mudah,’’ Ujar Arie Budhiman.

Di samping itu, Arie yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Kepala Biro Humas dan Protokol DKI Jakarta juga mempunyai mimpi menjadikan keberadaan museum di Jakarta dapat dijual ke pasar lebih optimal. Museum harus bisa menjadi icon dari sebuah kota. Cermin peradaban sebuah kehidupan ada di dalamnya, baik itu Jakarta sendiri maupun bangsa Indonesia secara keseluruhan.

Oleh sebab itu, agar lebih menjual penanganannya harus maksimal. Tidak hanya kualitas fisik yang diperhatikan tapi pelayanan, kualitas koleksi, dan kualitas lingkungan juga harus diperbaiki. Masyarakat, juga harus ditantang untuk lebih meningkatkan apresiasinya terhadap benda-benda museum. ’’Unsur pendidikan untuk memperluas wawasan begitu kuat,’’ katanya.Arie berharap pariwisata janganlah dipandang untuk kegiatan leisure semata.

Akan tetapi jadikanlah pariwisata sebagai fasilitas dan melayani mobilitas manusia dengan hospitality, di mana sarana serta prasarana merupakan bagian dari tourism industry yang sangat bergantung pada mekanisme pasar. Sebagai leading sektor bagi Jakarta, pariwisata memerlukan kemasan-kemasan atraksi kegiatan yang mampu menjadi sumber devisa negara.

Lebih jauh pariwisata harus dapat mendukung kesejahteraan masyarakat, khususnya di wilayah terpencil. Proses penjualan obyek wisata lewat promosi harus dibuat sesuai keinginan dan kebutuhan wisatawan. Pengembangannya harus terarah, serta memperhatikan lingkungan agar keindahan dapat dipertahankan sampai generasi mendatang.

Mengingat begitu kuat potensi yang ada, maka sewajarnya bila kemudian muncul keinginan para praktisi di dunia ini untuk terus mengupayakan agar infrasutruktur yang ada memadai. Akses jalan dari dan ke Bandara Soekarno-Hatta yang bebas banjir dan macet memberi frist impression yang positif bagi turis yang datang dan pergi. Pekerjaan yang memang tak mudah, dan penuh tantangan. Tapi jika digarap serius dan konsisten, rasanya mimpi menjadikan Jakarta sebagai kota tujuan wisatawan lambat laun akan tercapai. Jakarta memang semua ada semua bisa.

0 komentar: