Spiga

Negeri Si Dulang Emas

Text : GM. Setiawan

Foto : Istimewa

Morfologi Pulau Sumatera Selatan?..

Provinsi beribukota Palembang ini memiliki luas wilayah 99.888,28 km2 yang terletak pada perbatasan dengan propinsi Jambi di sebelah utara dan propinsi Lampung di Selatan. Propinsi yang terdiri dari 10 kabupaten yaitu kabupaten Ogan Komering Ulu, OKU Timur, OKU Selatan, Ogan Komering Ilir, Muara Enim, Lahat, Musi Rawas, Musi Banyuasin, Banyuasin, Ogan Ilir dan Empat Lawang serta 4 kota yaitu Palembang, Pagar Alam, Lubuk Linggau, Prabumulih

Palembang berasal dari kata limbang yang berarti dulang emas. Konon, Palembang menjadi kota yang makmur karena emas yang terkandung di Sungai Musi. Sejak jaman kerajaan Sriwijaya, Sumatera Selatan dahulunya pusat pendidikan dan ilmu pengetahuan terbesar di Asia Tenggara pada agama buddha serta sumber bagi pembangunan pagar alam dengan kemajuan budaya yang tidak terpisahkan dengan budaya nasional. Maka tak heran, hal tersebut menggambarkan peran yang tak sedikit bagi para sejarawan dari dalam dan luar negeri. Adapula yang menyatakan bahwa kerajaan ini muncul pada abad ke-8 atau seusia dengan kerajaan Luwu di Sulawesi. Kebudayaan masa lalu (megalitik) sebagai pola kehidupan Sumatera Selatan dalam ospek ideologi, pendidikan dan ekonomi. Lingkungan Sumatera Selatan yang bersifat biotik maupun abiotik suatu daerah mempunyai bentuk dan corak yang beraneka ragam. Penemuan artefaktural (tinggalan arkeologi) yang sangat menarik di pagar alam yaitu temuan tinggalan megalit tipe Pasemah, menimbukan kebudayaan assimilasi di daerah ini baik dalam tradisi, seni maupun aspek-aspek lain dalam kehidupan. Megalit Pasemah ini memiliki ciri khas yang tumbuh dan berkembang karena pengaruh lingkungan, pengetahuan, kreativitas dan dinamika pemikiran pendukungnya.

“ Hingga sempat menjadi tuan rumah bertaraf internasional ini dalam puisi international, konferensi kesusastraan dan Simposium Internasional X Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa) pada tahun 2006, setidaknya Palembang pernah menjadi tempat konferensi International ”

Simbol utama kota Palembang yaitu Jembatan Ampera yang memiliki 2 menara besar. Jembatan yang dibangun oleh Jepang, diresmikan oleh presiden sukarno pada tahun 1964 yang pada saat itu jembatan terpanjang di Asia Tenggara dan jembatan yang terletak diantara 2 menara yang dapat dinaikan dan diturunkan agar dapat dilewati kapal besar. Berbagai keindahan pariwisata di Sumatera Selatan tak berakhir pada sungai Musi. Aneka pariwisata Sumatera selatan yang terdiri dari 3 jenis yaitu wisata alam, wisata sejarah dan wisata kuliner tak kalah membuat para wisatawan akan memiliki suatu kesan yang tak terlupakan akan budaya dan keasrian alam yang tetap terjaga dalam nuansa kehidupan tradisional.

Pariwisata yang terdapat di Palembang yaitu Jembatan Ampera, Mesjid Agung, Museum Sultan Macmud Badaruddin II yang menghadap sungai Musi, Benteng Kuto Besak , Museum Sumatera Selatan, Hutan Wisata Punti Kayu, Bukit Siguntang, Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya, Kawah Tekurep, Taman Purbakala Ki Gede Ing Suro, Pulau Kemaro, Dataran Tinggi Pasema. Sedangkan yang terdapat di Lahat yaitu Gunung Serelo, Gunung Dempo, Dataran Tinggi Sumindo, Pagaralam, Danau Ranau, Lebong Hitam dan Sebokor, Goa Putri, Danau Ulak Lia, Bayung Lencir, Suaka Margasatwa Sembilang, Sumber air anas Gemuhak, Air terjun Curuk Tenang, Air terjun Lematang dan Ndikat, Sungai Lematang dan Danau Raya.

Pulau berprovinsi kota kerajaan Palembang ini memiliki hasil indah akan budaya terdahulu hingga sekarang yang tetap terjaga akan adat istiadat seperti dalam percakapan dan cara berbicara yang sopan. Gaya hidup mereka sangat dipengaruhi oleh era modernisasi. Sebagian besar penduduknya sangat terbuka dalam prilaku, terutama dalam aspek positif serta menyambut reformasi dan inovasi yang berkaitan dengan konsep pembangunan. Kota yang memiliki jumlah penduduk sekitar 6,7 juta jiwa ini memiliki ciri pemerintahan yang efektif, efisien, transparan, pastisipatif, responsif dengan indikasi terjalin satu sama lain.

Apa sih yang umum diketahui akan Sumatera Selatan?..

Hal itu terjawabkan dengan sungai Musi yang panjangnya 460 km. Sungai yang membelah propinsi Sumatera Selatan dan timur ke barat yang bercabang-cabang dengan 8 anak sungai besar yaitu Sungai Komering, Ogan, Lematang, Kelingi, Lakitan, Semangus Rawas dan Batang hari Leko, maka dari itu Sumatera Selatan dikenal dengan julukan Batang Hari Sembilan. Keberadaan Sungai Musi pada Sumatera Selatan ini membuahkan pariwisata nan indah dengan terdapat fasilitas pariwisata transportasi getek, speed boat dan kapal wisata gentar alam yang menawarkan keindahan panorama alam yang mempesona setiap kali memandang, yakni dengan paduan hutan, sungai, dan danau, dimana menyimpan potensi yang amat besar untuk menjadi land of adventure in South Sumatera. Apalagi rangkaian yang bisa Anda singgahi dan mampu menjawab dahaga Anda yang haus akan keindahan sekaligus sebagai wahana Anda bercengkrama dengan alam.

Salah satunya, hutan lindung yang telah ditetapkan pada tahun 1998 sebagai objek wisata yang terletak 7 km dari pusat kota dengan luas hutan ± 50 ha. Hutan yang diberi nama Hutan Wisata Punti Kayu ini menjadi hutan dengan menambah 4 wilayah sarana wisata yaitu wilayah taman rekreasi yang mempunyai fasilitas kolam renang, tempat teduh, pos keamanan dan informasi, kebun binatang, sarana olahraga serta ruang serba guna, selanjutnya wilayah hutan lindung, wilayah Perkemahan serta wilayah danau dan rawa.

Di samping itu, Palembang juga tersohor dengan wisata kerajinannya. Ya, Tenun Songket Palembang. Tenun Songket Palembang merupakan kerajinan tradisional khas masyarakat Palembang dan umumnya merupakan hasil industri rumah tangga. Pekerjaan menenun ini biasanya dilakukan oleh kaum wanita, walaupun akhir-akhir ini kaum pria juga sudah berpartisipasi membuatnya. Songket adalah kain tenun yang dibuat dengan teknik menambah benang/pakan/sebagai hiasan, yaitu dengan menyisipkan benang perak, emas atau benang warna di atas benang/lungsin/. Tenun ini memiliki berbagai motif, seperti lepus, jando beraes, bunga inten, tretes midar, pulir biru, kembang suku hijau, bungo cino, bunga pacik, dan lain-lain. Pembuatan Tenun Songket Palembang pada dasarnya dilakukan dalam dua tahap, yaitu (1) tahap menenun kain dasar dengan konstruksi tenunan rata atau polos dan (2) tahap menenun bagian ragam hias yang merupakan bagian tambahan dari benang/pakan. Masyarakat Amerika dan Eropa menyebut cara menenun seperti itu sebagai inlay weaving system. Tenun Songket Palembang umumnya dipakai kaum wanita dalam upacara-upacara perkawinan, resepsi-resepsi resmi, dan acara-acara adat. Songket yang dikenakan seseorang tersebut kerap akan menunjukkan status sosial pemakainya. KeistimewaanTenun Songket Palembang (dalam bentuk kain atau selendang) sudah terkenal di dalam maupun luar negeri. Tenun ini terbuat dari benang sutera kombinasi benang emas yang ditenun dengan cita rasa seni yang tinggi. Keistimewaan Tenun Songket Palembang adalah proses pembuatannya sangat cermat sehingga untuk membuat satu kain dibutuhkan waktu 3-6 bulan. Di samping itu, desainnya tidak selalu sama antara satu pengrajin dengan pengrajin lainnya, tergantung selera mereka masing-masing. Pusat pengrajin Tenun Songket Palembang berada di Kawasan Industri Songket Kecamatan Ilir Barat, Kota Palembang. Untuk mengunjungi kawasan industri tenun songket tersebut pengunjung dapat menggunakan kendaraan pribadi ataupun angkutan umum. Pengunjung dapat menuju ke Jalan Diponegoro atau Jalan Ki Ranggo Wiro Sentiko, selanjutnya masuk ke Jalan Ki Gede Ing Suro. Harga Tenun Songket Palembang ini berkisar dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Pengunjung dapat belanja langsung di tempat pengrajin tenun songket sambil melihat proses pembuatannya. Menarik bukan?.

Siapa sangka?. Ibukota dari salah satu ibukota provinsi Palembang ini memang mempunyai kebudayaan seni daerah yang beraneka ragam, dimana tiap balutan seninya memiliki ciri khas tersendiri pada kolaborasi tradisional mauun modern.

0 komentar: