Spiga

Sebongkah Tanah Surga di Kota Mutiara Hitam

Text by: Windha Fuji Ayu

Siapa yang bisa menyangkal kekayaan dan keberagaman suku di negeri ini? Setiap jengkal tanahnya terkandung limpahan sumberdaya yang bernilai luar biasa. Indonesia, negeri ini pernah diibaratkan sebagai bongkahan tanah surga yang diturunkan Tuhan ke bumi. Sampai sekarang juga masih seperti itu. Jutaan manusia dari berbagai suku juga tinggal dan hidup berdampingan di negeri ini, dengan adat, budaya dan latar belakang yang berbeda. Itulah yang membuat negeri ini menjadi begitu istimewa.

Akan tetapi, tidak banyak yang tahu bahwa negeri ini begitu kaya. Setiap provinsi, setiap kota, bahkan setiap desa punya keunikan dan keunggulan sendiri. Entah itu sumberdaya atau masyarakat yang ada di dalamnya.

Adalah Tanjung Enim. Salah satu daerah yang terletak di provinsi Sumatera Selatan ini juga memiliki keunikan sendiri untuk digali dan dan dicari tahu. Daerah ini merupakan salah satu kota penghasil baru bara terbesar. Karena itulah ia disebut sebagai Kota Mutiara Hitam. Tidak itu saja, bumi Serasan Sekundang ini juga memiliki aset sumberdaya minyak dan gas alam yang cukup besar. Pemandangan alam indah yang dipagari oleh rimbunan pohon hutan bukit barisan semakin membuktikan bahwa kota ini juga merupakan tujuan wisata dan investasi yang pantas diperhitungkan.

Itu baru kekayaan alam. Belum lagi sejarah dan kehidupan masyarakatnya. Siapa yang tidak kenal kerajaan Sriwijaya? Kota ini juga pernah menjadi bagian dari salah satu kerajaan terbesar di Asia Tenggara tersebut. Adat istiadat dan budaya juga masih dipelihara sampai saat ini oleh masyarakatnya. Itulah yang membuat kota ini menjadi begitu istimewa. Hal itu dapat dilihat dari ditemukannya komplek candi seluas 76 ha, yang diberi nama Komplek Candi Bumi Ayu dan merupakan satu-satunya komplek candi yang ada di Sumatera Selatan.

Seperti kota-kota lainnya di Indonesia, beberapa peninggalan sejarah di kota ini juga turut dipengaruhi oleh sisa-sisa penjajahan Belanda dan Jepang. Begitu juga dengan proyek penambangan batu bara di kota ini. Penambangan batu bara yang berlangsung di Tanjung Enim awalnya dilakukan pada masa pemerintahan Hindia di bawah badan yang diberi nama Boekit Asam Mijnen Kolen. Mungkin hal ini pula yang menyebabkan pembangunan yang ada di Tanjung Enim menjadi cukup baik. Hal ini terlihat dengan dibangunnya rel-rel kereta yang digunakan sebagai sarana angkut atau distribusi batu bara ke daerah lain. Kegiatan proyek penambangan batu bara ini secara langsung juga memberikan dampak postif bagi masyarakat di Tanjung enim yang ikut diperkerjakan dalam proyek penambangan.

Kegiatan penambangan tersebut berlanjut ketika masa penjajahan Jepang, bahkan hingga sekarang. Saat ini, Proyek penambangan batu bara di Tanjung Enim berada di bawah usaha PT Tambang Batu Bara Bukit Asam (PTBA).

Selain itu, banyak juga gedung peninggalan masa pemerintahan Belanda yang masih di pelihara hingga saat ini seperti Gereja Emmanuel. Gereja ini menjadi salah satu pusat peribadatan Umat Katolik terbesar di kota ini. Selain itu, di kota ini pula terdapat salah satu masjid tertua di Sumatera Selatan yaitu Masjid Jami’. Hal ini pula yang memperlihatkan bahwa masyarakat Tanjung Enim mampu hidup berdampingan satu sama lain dalam keberagaman yang ada.

Sementara di bidang pariwisata, Muara Enim mempunyai potensi wisata alam dan sejarah. Seperti air terjun Curug Tenang di Desa Bedegung Kecamatan Tanjung Agung, sumber air panas Gemuhak di Desa Penin-daian Kecamatan Semendo, Curug Ambatan Pulau di Kecamatan Tanjung Agung, Danau Segayam di Kecamatan Gelum-bang, dan kompleks percandian Kebun Undang yang berlatar belakang agama Hindu di Kecamatan Tanah Abang.

Aset ini bisa diharapkan meraup devisa bila dikelola, dipromosikan, dan diperkuat dengan infrastruktur yang baik. Apalagi Muara Enim mudah dijangkau karena termasuk dalam jalur lintas tengah Sumatera.

Yang tak kurang menarik, bila memasuki Muara Enim dari Kota Palembang akan dijumpai pemandangan seperti perjalanan Jakarta-Puncak. Di sepanjang perjalanan terdapat pondok-pondok pedagang yang menjual buah-buahan menurut musim panennya, seperti sawo, jeruk, nanas, dan semangka.

Meskipun tidak sepopuler kota-kota tujuan wisata lain, kekayaan dan keindahan Tanjung Enim patut dijadikan salah pilihan tujuan wisata di negeri ini. Karena, tidak ada satupun tempat di negeri ini yang memiliki keunikan tersendiri termasuk Tanjung Enim.

0 komentar: